Rabu, 19 Februari 2014

20022014


terpurukku melihatmu.

Termenung ku memandangmu.

Kekecewaan bukanlah sikap yang harus ia lakukan.

Semua sepadan dengan yang ia lakukan.



Aku di sini melihat kemunafikan.

Terbungkus senyum menebar kesengsaraan.

Walau pahit ia rasakan.

Namun, tak ingin menyentuh dengan kasih sayang.



Sayang yang tertata rapi.

Kini mulai lusuh di makan rayap.

Salah siapa.

Tak anda yang salah.



Ingin marah namun untuk apa?

Ingin pergi namun kemana?



Och, Tuhan.

Layakkah aku?

Pantaskah aku?

(sepintar apapun kau menyembunyikan bangkai. Suatu saat baunya akan tercium juga.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar