Minggu, 23 Februari 2014

tidakkah kau tau?


tidakkah kau. Atau kau pura2 malu. Atau benar2 tidak tau. Sangkaanmu mungkin juga sangkaanku. Tapi tidak dengan cara begitu. Kau patahkan harapanku. Masih teringat jelas dalam ingatanku. di saat aku ingin belajar melukis/mengambar di atas buku gambarmu. malah Kau sembunyikan pensilku kau buang bukumu. Kau pelototi mataku. Kenapa? Apa yang terjadi?.

Hadirmu. Hadirku. Siapa yang lebih dulu. Awal bertemu kau marah. Pulang pun juga marah2. Aku bingung. Ternyata kau bohongi keseriusanku. Aku sakit. Aku menangis. Aku mengadu pada Tuhan. "Tuhan, inikah balasan.?".

Dulu, kau serius pojokan langkahku. Hingga sesak rasa dadaku. Aku berusaha menepati janji. Namun kau tumpahkan nasi didalam kuali. Apa yang harus aku lakukan?. Menjemputmu pun sudah tidak mungkin. Kau alihkan perhatianku disaat aku benar2 berjalan menuju rumahmu. Sungguh, tak ada yang indah darimu. Kau tak ubahnya sekuntum bunga yang patah. Layu. Aku juga tak begitu peduli padamu. Namun. Suara Hati yang mengantarku.

Untukmu. Yang menghipnotis hatiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar