Selasa, 25 Februari 2014

Ku Rindukan Wajah Kekasihku


Ingin aku tuliskan sebuah puisi untukmu. Puisi cinta. Puisi rindu. Terkadang aku merasa bosan dengn puisi-puisiku. Tapi aku tak kuasa menahan gejolak nafsuku. Insan hinu penuh halusinasi ini. Tak sepandai kahlil gibran menggambarkan kecintaan. Tak sedalam jalaludin arrumi menggambarkan kerinduan. Dengan tulisan.

Wahai jiwa yang indah..
Lama ku merindukan belaian tanganmu.
Cumbuan rayuanmu.
Karna dengan rayuanmu aku mau melakukan sesuatu.

Wahai wajah yang bersinar.
Ingin rasanya ku wajah gelapku dengan wajahmu.
Agar wajah ikut bersinar sepertimu.
meski tak seindah sinar wajahmu.

Duhai mata hatiku.
Tanpamu hatiku mati.
Tanpamu hatiku buta.
Tanpamu hatiku nista.

Bisikan lembut dari perampok jalanan.
Mengusik ketenangan yang sudah aku perjuangkan.
membangunkanku dari tidur panjang.
Dulu, aku tidur karna ingin melihat wajahmu. Mencium tanganmu. Mendengarkan kalam hikmah darimu.
Namu sekarang. Tidurku tak ubahnya hanyalah tipuan. Menuruti ajakan dedengkot-dedengkot kekuasaan.
Bukan aku yang menguasai.
Tapi aku yang di kuasai dedengkot jahanam itu.

Oh, Tuhan. Kembalikan tidurku yang dulu. Tidur bertemu menatap wajah kekasihku.
Oh,Tuhan. Tidurkan aku mencium tangan agung kekasihku. Kekasih yang ku rindukan dariMU.
Oh, Tuhan. Maafkan hambamu yang tak berakhlaq ini. Ihdinash shirothol mustaqim ya robbi..

Habibi.
Kaligonggo. 25 Februari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar