Kamis, 30 Januari 2014
Bisikan Hati Dari Seberang |catatan | belajar
Tulisanku - Angin malam mulai menerpa tubuh kurusku. Semakin dingin dengan rintikan hujan dari gunung tupang pitu. suara gemuruh hujan mulai datang. Ku lantunkan lagu tentang keindahan. Tentang kekejaman. Tentang ke-getun-nan. Walau mimpi sudah ku buang jauh bersama tangisan sang malam. Namun, tarikan2 nafasnnya masih terdengar jelas di telingaku. Nafas penuh nafsu. Tapi malu.
Air Hujan mulai membasahi kaki kananku. Hawa dingin semakin merasuk dalam perutku. Krucuk, krucuk. Nyaring seperti keroncong kemalaman. Berbeda dengan yang Diseberang sana, ada suara pilu. Mengadu. Jeritan hatinya tergambar jelas pada kertas2 putih lusuh. Yang tidak sengaja ditemukannya.
Engkau diam. Hujan yang berbicara. Pesan sang hujan sangat jelas dan nyata. Anugrah Tuhan juga nyata. Rahmat Tuhan juga nyata pula. Ampunannya melebihi dosa2 makhluqnya. Hujan mengirimkan pesan darimu. Keyakinanmu luntur karna waktu dan keadaan. Terlena keindahan. Basah terkena darah keangkuhan. Sudut pandang yang kaku dan menyakitkan.
Tahukah?
Kau datang bagai udara. Yang aku hirup setiap waktu. namun aku juga sering lupa. Udara adalah makhluq Tuhan yang di anugrahkan untuk manusia. Dan patut di syukuri.
Terimakasih. Aku disini bukan untuk menyudutkanmu. Tapi mengajakmu. Seperti hujan turun bukan untuk membanjiri ladang. Kecuali manusia yang merusak alam, seperti hutan.
(nurul engkaulah tambatan hatiku) :D
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar