Selasa, 28 Januari 2014
selembar kertas untukmu
dulu, aku mengagumimu karna kecerdasanmu.
Dulu, aku menginginkanmu karna pendirianmu.
Dulu, aku mencintaimu bukan karna kau hadir dalam mimpiku.
Dulu, aku menyayangimu bukan karna kasihan padamu.
Kini, kau bukanlah engkau yang dulu.
Kini, dalam bahasamu yang halus terselip makna mengeluh.
Kau memang pintar menyembunyikan perasaanmu. Tapi tidak untukku.
Kau memang memang lihai mengotak ngatik kata. Tapi tidak untukku.
Setiap insan pasti pernah terluka.
Setiap insan pasti pernah terluka.
Setiap insan pasti pernah menangis.
Tapi tidak untuk di ratapi.
Engkau masih punya Tuhan yang menyiapkan surga untukmu.
Begitupun neraka bagimu.
Aku sedih, mendengar ucapanmu.
Yang seakan menantang takdir Tuhan.
Tidakkah kau paham dengan makna kepasrahan.
Aku pun juga belum paham.
Namun belajar adalah media tepat kita berinteraksi dengan Tuhan.
Kau. Adalah mawar. Indah. Wangi. Juga berduri.
Kau. Adalah kau. Bukan aku. Bukan dia.
(admin)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar