Banyuwangi
merupakan sebuah kota yang kaya akan kebudayaannya. Menurut Selo
Soemarjan “Kebudayaan”adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat. Salah satu budaya Banyuwangi yang sering di jumpai adalah
“Tari Gandrung”. Walaupun tari gandrung ini sering di jumpai, akan
tetapi lambat laun dapat luntur di kalangan masyarakat. Hal ini di
sebabkan karena masyarakat tidak tau bagaimana melestarikan budayanya.
Padahal tanpa adanya budaya ini kota Banyuwangi tidak akan menjadi kota
yang memiliki ciri khas tersendiri akan budayanya.
Melestarikan
kebudayaan merupakan hal yang penting. Akan tetapi kata “penting”
tersebut di era sekarang ini sudah tidak lagi tertanam di jiwa di setiap
kalangan masyarakat. Banyak kalangan masyarakat tidak perduli akan
budayanya. Ini semua dapat di lihat dari sikap acuh tak acuh masyarakat
Banyuwangi, terutama kaum pelajar. Pernahkah kita melihat seorang siswa
siswi menonton video tari gandrung ? hal ini sangat sulit untuk di
jumpai. Terlebih jika siswa siswi tersebut terpaksa melihat video tari
gandrung karena ada tugas dari sekolahannya. Tetapi, pernahkan kita
melihat seorang siswa siswi menonton video “Gangnam Style”?, jawabannya
sangat mengagetkan, hampir setiap hari kita menjumpainya. Dari kedua
pernyataan tersebut menunjukkan bahwa kepedulian kalangan pelajar
Banyuwangi terhadap budayanya kini telah hilang. Mereka lebih menyukai
budaya barat dari pada budayanya sendiri.
Tari
gandrung merupakan identitas kota Banyuwangi karena Banyuwangi selalu
di identikkan dengan gandrung, sehingga kota Banyuwangi mendapatkan
julukan kota gandrung. Tari gandung memiliki makna yang begitu berarti
bagi Banyuwangi. Tapi dewasa ini tari gandrung sudah tidak memiliki
makna apa-apa di kalangan kaum pelajar. Lihatlah, banyak kaum pelajar
yang saat di tanya tentang tari gandrung! Mereka hanya menjawab ala
kadarnya. Mereka hanya mengetahui bahwa tari gandrung adalah tarian yang
berasal dari Banyuwangi. Tetapi lihatlah saat kamu pelajar di tanya
tentang makna dan seluk beluk dari tari gandrung! Mereka hanya bisa
menggelengkan kepala. Dan lihatlah saat kaum pelajar di tanya mengenai
tarian bangsa barat! Mereka akan menjawabnya dengan spontan dan
mendetail. Hal ini menunjukkan bahwa budaya kita sudah di jajah oleh
budaya barat yang tanpda kita sadari.
Tari
gandrung sering kali di tampilkan pada awal sebuah acara. Gerakannya
terlihat sangat elok dan menawan. Apalagi di dukung dengan tata busana
dan tata riasnya. Setiap gerakan pada tari gandrung memiliki makna –
makna yang tersendiri. Walaupun demikian, banyak kaum pelajar yang tetap
saja tidak tertarik dengan tari gandrung. Buktinya jika dalam sebuah
acara menampilkan tarian gandrung, mereka sama sekali tidak melihat
maupun memperhatikannya. Mereka asik ngobrol dengan sesamanya, asik
bermain HP, dan parahnya mereka asik melihat video tarian asing yang ada
di Hpnya. Hal ini sangat di sayangkan dan perlu adanya tindakan dari
pemerintah. Karena tidak heran jika akhir-akhir ini banyak kebudayaan
bangsa Indonesia yang di klaim oleh negara lain.
Melihat
sikap dari kaum pelajar yang sudah tidak mengerti bagaimana cara
melestarikan kebudayaannya, sikap acuh tak acuhnya terhadap kebudayaan,
serta sikap yang telah meremehkan kebudayaannya seharusnya mendatangkan
tindakan dari pemerintah setempat. Pemerintah setidak-tidaknya
memberikan pengarahan dan pembinaan kepada kaum pelajar tentang
pentingkan kebudayaan dalam suatu daerah. Pengarahan dan pembinaan
tersebut sebaiknya bersifat persuasif(membujuk). Bisa jadi di akhir
pembinaan, seorang pengarah memberikan sebuah penyemangat sederhana
namun memiliki arti yang mendalam seperti :
BANYUWANGI ADALAH KOTA KELAHIRANKU
TARI GANDRUNG ADALAH IDENTITAS KOTAKU
I LOVE BANYUWANGI
BANYUWANGI IS THE BEST
Di harapkan dengan
begitu kaum pelajar dapat tersentuh hatinya dalam melestarikan
kebudayaannya dan lebih tertarik kepada budaya sendiri di bandingkan
dengan budaya asing.
Dari
semua pernyataan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa kaum pelajar
sebagai generasi bangsa harus bisa melestarikan kebudayaannya, tertutama
bagi kaum pelajar daerah Banyuwangi harus bisa melestarikan tarian
gandrung. Karena tarian gandrung merupakan salah satu identitas kota
Banyuwangi.
Cintailah budaya
sendiri dari pada budaya asing. Karena dengan budaya asing daerah kita
bukannya mengalami perkembangan melainkan mengalami keterpurukan.
Sedangkan dengan budaya sendiri kita dapat mengembangkan dan membawa
nama baik daerah kita ke tengah-tengah negara maju.
Tindakan dari
pemerintah sangat di harapkan dalam pembentukan mental maupun sikap bagi
generasi muda yang lebih baik. Tindakan yang di ambil pemerintah
sebaiknya tindakan yang bersifat persuasif, bukan tindakan yang mengarah
pada kekerasan.
Dari kesimpulan di
atas bertujuan aga budaya kita tidak terjajah oleh budaya asing serta
budaya yang ada di daerah kita tidak sampai di klaim oleh negara lain.
Semoga
semua isi dari essay ini dapat menyadarkan kita sebagai kaum pelajar
dalam menanggapi budaya-budaya yang ada di sekitar kita.
Setidak-tidaknya kita ikut melestarikan budaya daerah yang kita miliki.
Jadikanlah budaya kita seperti apa yang sering di ucapkan oleh penyanyi
syahrini yaitu “TEMPAMPANG NYATA, TERBANG KE CAKRAWALA, MELALUI GARIS
KATULISTIWA”. Sehingga tercipta Banyuwangi Is The Best. Semua ini di
lakukan karena kecintaan terhadap kota Banyuwangi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar